Sumber: www.suaramerdeka.com
Psikolog dapat mengetahui sisi psikologis kliennya, salah satunya,
melalui tindak tutur dan sikap yang mereka perlihatkan secara
eksplisit maupun implisit.
Namun, apakah kita dapat mengetahui atau menggolongkan kondisi
kejiwaan seseorang melalui status atau komentar yang mereka lontarkan
pada situs jejaring sosial facebook? Jawabannya bisa. Jawaban ini
didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh tim peneliti ilmiah
SMA Negeri 2 Pati yang dilakukan pada bulan Juli lalu.
Dari apa yang telah mereka lakukan dapat diambil beberapa indikasi
yang mengarah pada penggolongan kejiwaan seseorang. Ada orang yang
berciri viscretonia, cenderung memiliki kebutuhan yang berlebih dan suka
hiburan. Cerebrotonia juga termasuk sifat yang sempat terendus pada
beberapa pemilik akun di facebook. Orang yang masuk golongan ini
biasanya kurang percaya diri. Somatonia, afektif, paranoid, sanguinis,
melankolis, adalah beberapa sifat yang lain yang dapat terlihat secara
nyata hanya dengan melihat kecenderungan status dan komentar yang mereka
lontarkan.
Pada realitasnya, kecenderungan-kecenderungan yang didasarkan pada
perilaku mereka di facebook dapat dijadikan semacam acuan atau pegangan
awal bagi para praktisi kejiwaan maupun guru bimbingan dan konseling.
Setelah kondisi awal ini mereka dapatkan, maka tidak menjadi sebuah
kemuskilan jika para praktisi maupun guru BK ini dapat dengan cepat dan
akurat menggolongkan dan merumuskan solusi dari permasalahan yang ada.
Guru BK sebagai tulang punggung solusi permasalahan siswa di sekolah
dapat memanfaatkan rabaan sementara ini sebagai dasar bagi program
kerjanya. Dapat pula ia melakukan sebuah tindakan pencegahan jikalau ada
indikasi yang mengarah pada salah satu jenis kondisi kejiwaan. Bahkan,
dapat pula dilakukan bimbingan konseling secara langsung melalui
facebook dengan memanfaatkan fasilias chatting-nya.
Di samping praktis, hemat tempat dan waktu, model bimbingan seperti
ini terasa lebih privat dikarenakan ketertutupan informasi yang dapat
diakses oleh orang lain.
Akhirnya, dapatkah facebook dimanfaatkan sebagai alat bantu
bimbingan konseling? Jawabannya teserah kepada para guru BK, apakah
mereka akan memaanfaatkan celah teknologi ini ataukah hanya
membiarkannya berlalu begitu saja.
- Yoyok Dwi Prastyo, pendidik di SMA Negeri 2 Pati
Rabu, 08 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar