Sumber: www.suaramerdeka.com
Guru, dalam dunia pendidikan, memegang peranan sentral. Ia menjadi
ujung tombak pendidikan. Peranannya tidak hanya sebatas sebagai pengajar
yang membagikan ilmu pengetahuan, melainkan juga sebagai pendidik yang
turut serta dalam memuliakan hati dan sifat anak didiknya.
Di samping itu, guru juga harus dapat memotivasi, memberikan contoh
atau tauladan, baik dalam ekosistim sekolah maupun di masyarakat.
Melihat tanggungjawab yang sedemikian besarnya dibebankan kepada guru,
maka tak ayal seringkali mereka tak punya waktu lagi untuk mengurusi
diri sendiri.
Efeknya, pemandulan dan pemasturbasian ilmu acap kali terjadi.
Seringkali pemenuhan kebutuhan ilmu mereka terbentengi dan terbelenggu
oleh beban mengajar atau mendidik.
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk
memerdekakan diri dan pikirannya adalah dengan menulis. Ya, menulis.
Karena dengan menulis seorang guru dapat mengungkapkan segala pemikiran
yang masih hanya sebatas ide.
Dengan menulis, maka kemandulan dan kemasturbasian ilmu yang menghinggapi para guru akan terkikis sedikit demi sedikit.
Apa pasal? Sebab, dengan menulis, maka mau tidak mau seorang guru
harus menambah wawasan dan pengetahuannya. Untuk menambah wawasan, maka
seorang guru harus mau membaca, baik membaca buku, membaca alam sekitar,
maupun membaca dirinya sendiri. Ia berkaca dan menambal kekurangannya.
Di momentum hari kemerdekaan ini, marilah memerdekakan diri kita dari
kemerasacukupan, kesempitan ilmu, kemandulan pemikiran, dan
kemasturbasian pengetahuan dengan cara menulis, menulis, dan menulis.
Marilah jadikan diri kita sebagai seorang pejuang yang berjuang untuk
menjadi seorang absorbian sejati, seorang manusia pembelajar.
Akhirnya, selamat hari merdeka dan selamat memerdekakan diri.
- Yoyok Dwi Prastyo, penulis buku dan pendidik di SMA Negeri 2 Pati
Selasa, 03 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar