Mempelajari suatu bahasa tentu tidak lepas dari menggunakan kamus, bahasa apa pun itu. Begitu pula bahasa Prancis. Selain Le Petit Robert, kamus bahasa Prancis lainnya yang banyak digunakan orang-orang di seluruh dunia adalah Le Petit Larousse. Maksudnya kamus Prancis-Prancis, ya. Saya sendiri juga pengguna setia kamus Larousse loh ;), serius..!
Larousse sendiri diambil dari nama pencipta kamus tersebut, yaitu Pierre Larousse. Kamus Le Petit Larousse banyak jenisnya dan hampir setiap tahun selalu diperbaharui. Selain Le Petit Larousse yang biasa, juga ada Le Petit Larousse illustré, Grand Dictionnaire universel,
Dictionnaire complet illustré, Nouveau Petit Larousse, Le Petit Larousse grand format, Le Petit Larousse compact. Bapak yang satu ini memang berkeinginan untuk mengedukasi semua orang di seluruh dunia mengenai segala macam bidang, sesuai semboyannya, “instruire tout le monde et sur toute chose”, yang artinya mendidik semua orang dan tentang semua hal.
Peminat Berbagai Bidang Ilmu
Sejak kecil, Pierre Athanase Larousse atau dikenal dengan nama Pierre Larousse ‘haus’ mempelajari segala macam ilmu. Mengidolakan Diderot, seorang tokoh sastrawan Prancis pada abad ke-19 yang juga seorang pakar ensiklopedis, Larousse sudah mendapatkan beasiswa pada usianya yang baru 16 tahun untuk mengenyam pendidikan di universitas di Versailles! Lalu pada usia 20 tahun, Larousse yang lahir pada tahun 1817 itu kembali ke kampung halamannya di Toucy untuk menjadi pengajar sekolah dasar selama 3 tahun. Tidak lama setelah itu, ia mengikuti kuliah gratis di Sorbonne, mempelajari bahasa Latin, Yunani, ilmu linguistik, bahasa Sanskerta, Cina, kesusasteraan Prancis dan asing, sejarah, filsafat, bahkan ilmu mekanik hingga astronomi! Ck..ck..ck.. ! Selama 8 tahun mengikuti kuliah gratis itu Larousse juga belajar di Konservatorium Seni, Museum Sejarah Nasional dan Collège de France. Ia juga sering menghabiskan waktunya belajar di perpustakaan-perpustakaan besar. ‘Tukang’ belajar banget ya...
Selama aktifitasnya mengajar di sebuah sekolah dasar di kampung halamannya, Larousse merasa bosan dengan cara mengajar yang terlalu teknis sehingga ia menciptakan sebuah sistem pengajaran baru yang membangkitkan kreatifitas dan rasa keingintahuan murid-muridnya agar lebih bersemangat belajar dan membuat mereka berpikir kritis. Ia juga membuat manual atau pedoman pengajaran untuk anak-anak didiknya yang semakin meningkatkan prestasi karirnya. Oleh karena itu pada tahun 1848 pun Larousse diminta untuk mengajar di sebuah sekolah bergengsi bernama Institution Jauffret.
Mendirikan Librairie Larousse
Bersama Augustin Boyer, Pierre Larousse mendirikan sebuah toko buku ‘La Librairie Larousse et Boyer’ pada tahun 1850, yang berkembang pesat dan meraih sukses dalam waktu singkat. Dua tahun berikutnya ia mengikuti ujian khusus dari negara untuk meraih diploma (disebut brevet) sebagai editor penerbitan, dan ia pun berhasil. Larousse mengembangkan usahanya ke arah rumah penerbitan—yang dalam bahasa Prancis disebut maison d’édition—bertempat di rue Saint-André-des-Arts, Paris.
Pierre Larousse mempunyai misi untuk menguasai semua ilmu dalam berbagai bidang, dan menggagas penulisan serta penerbitan seri buku-buku pelajaran untuk sekolah dasar walaupun sempat terhenti pada tahun 1848 akibat Revolusi Prancis yang kedua kalinya. La Lexicologie des écoles primaires pun terbit pada tahun 1849, yang kemudian disusul dengan Grammaire élémentaire lexicologique pada tahun 1852. Lalu, pada tahun 1856, dengan dibantu oleh François Pillon, Larousse menerbitkan ‘kakek moyang’-nya kamus Le Petit Larousse, yaitu le Nouveau Dictionnaire de la langue française. Namun buku kamus buatannya itu ditentang oleh gereja dan masuk dalam daftar buku-buku yang dilarang terbit oleh gereja Roma.
Karya Terbesar Larousse
Di antara semua buku yang pernah diterbitkan Larousse, karyanya yang paling ‘besar’ dan fenomenal adalah kamus ensiklopedia universal yang berjudul Grand Dictionnaire universel du XIXe siècle. Betapa tidak ‘besar’, karena tebalnya saja mencapai 22700 halaman!, dan ditulis dalam kurun waktu lama untuk jumlah halaman yang sebanyak itu hingga mencapai ajalnya. Ia menerbitkannya terlebih dahulu dalam 17 volume yang terpisah, dan lalu menyusunnya menjadi kamus mulai tahun 1866 hingga 1875.
Pierre Larousse meninggal pada tahun 1875 di Paris. Pada tahun yang sama ia tengah merintis pendirian perkumpulan société Larousse. Semangatnya yang tanpa henti untuk terus menyebarkan ilmu yang diserapnya kepada semua orang tercetus pada semboyan “Je sème à tout vent” yang tertulis di setiap kamus-kamus terbitannya. Kalau kamu amati dengan jeli gambar logo pada kamus Larousse ada seorang wanita yang tengah memetik bunga dengan serbuk sari yang bertebaran di sekelilingnya berupa titik-titik, itulah makna simbolis dari semboyannya itu. Merci à vous, Monsieur Larousse...
Sumber bacaan di sini.